Sabtu, 21 Juli 2012

Cegah Penuaan Dini dengan Ritual Tidur yang Tepat

Hampir semua wanita tahu kalau tidur yang cukup, baik untuk kesehatan kulit. Tapi tahukah Anda posisi tidur yang salah justru bisa membuat kulit cepat keriput?

Saat tidur proses regenerasi sel kulit berlangsung. Pada saat tidur juga hormon kortisol penyebab stres berkurang sehingga kulit lebih sehat. Demikian pula melatonin — hormon antioksidan ini meningkat saat kita tidur. Hormon ini bermanfaat untuk melawan tanda-tanda penuaan dini bahkan kanker kulit.

Kolagen yang baik untuk kekenyalan kulit juga aktif diproduksi saat Anda tidur. Karena itu, tak ada salahnya setiap hari Anda berinvestasi pada tidur yang baik demi kesehatan kulit.

Posisi
Kerutan pada wajah bisa muncul akibat posisi tidur yang salah. Menurut The American Academy of Dermatology, sebaiknya kita sering-sering mengganti posisi tidur. Posisi yang sama terus-menerus bisa membentuk “garis tidur” di wajah.

Semakin lama garis tersebut semakin dalam dan sulit untuk hilang. Jika Anda suka tidur menghadap samping, sebaiknya jangan selalu menghadap ke arah yang sama. Posisi tidur terbaik untuk menjaga kekencangan kulit adalah posisi telentang. Kulit diuntungkan oleh efek gravitasi pada posisi ini karena bisa membantu menghaluskan kembali garis wajah yang terbentuk akibat aktivitas sehari-hari.

Sedangkan posisi tidur tengkurap dinilai kurang bagus karena posisi ini membuat kulit tertarik gravitasi ke arah yang salah yang bisa membuat Anda lebih cepat keriput. Selain itu, pastikan posisi kepala lebih tinggi dari jantung saat tidur — untuk mengurangi efek mata panda.

Peralatan tidur
Peralatan tidur yang tepat bisa mengurangi risiko alergi atau iritasi pada kulit. Jika memungkinkan, pilih kasur yang bisa mencegah serangga kecil bersarang di tempat tidur Anda. Biasanya Anda bisa menemukan fungsi ini di label yang terdapat pada kasur Anda.

Gigitan serangga kecil bisa menimbulkan reaksi iritasi atau alergi tergantung pada kondisi kulit. Duduk di tempat tidur dengan pakaian yang dipakai dari aktivitas luar, makan di tempat tidur, serta kegiatan-kegiatan lain di tempat tidur bisa berpotensi membawa kuman ke atas kasur Anda.

Tak hanya masalah kebersihan, peralatan tidur yang digunakan juga bisa berpengaruh terhadap munculnya garis-garis permanen pada wajah. Untuk menghindari hal ini, gunakan sarung bantal dari bahan satin. Bahan satin yang lembut tidak akan kusut dan menimbulkan cetakan pada wajah.

Bahan satin juga ramah untuk rambut karena tidak menyebabkan rambut kusut atau tertarik, dan mengurangi kerontokan.

Perawatan sebelum tidur
Jangan sepelekan mencuci muka dan membersihkan make-up sebelum pergi tidur. Pori-pori yang tersumbat saat tidur berisiko menyebabkan iritasi dan gangguan kulit. Pada siang hari, paparan sinar matahari, terpaan polusi, serta lapisan make up membuat kulit wajah terlalu “sibuk” dan sulit menyerap manfaat dari krim yang bermanfaat untuk kulit.

Pada malam hari kulit bisa menyerap secara maksimal manfaat krim yang bermanfaat untuk kulit. Karena itu tak jarang dokter kulit meresepkan krim malam yang penting untuk proses regenerasi kulit.

Pada saat tidur, terutama jika Anda tidur dengan pendingin ruangan, sebaiknya gunakan pelembap pada kulit. Minyak zaitun merupakan pilihan pelembab yang baik untuk digunakan pada kaki, tangan, maupun wajah saat akan tidur. Oleskan pada kaki lalu tutupi dengan kaus kaki agar efeknya bisa terserap secara maksimal. Ritual ini sangat efektif untuk memperbaiki kulit kaki yang kerap pecah dan kering akibat beraktivitas seharian.

Suasana kamar
Tidur yang paling baik adalah dengan suasana yang tenang dalam cahaya yang redup atau bahkan gelap. Hal ini karena salah satu hormon penting untuk kesehatan kulit hanya bekerja efektif dalam cahaya yang minim. Melatonin, hormon yang diproduksi secara maksimal oleh tubuh dalam suasana yang gelap. Karena itu, pastikan tutup tirai Anda dan matikan lampu untuk suasana tidur yang nyaman dan baik untuk kecantikan.

Selamat tidur!

Source : http://yahoo.co.id
»»  READMORE...

Mengatur Pola Makan Selama Puasa

Bulan Ramadhan sudah datang. Saatnya kewajiban puasa sebulan penuh dilaksanakan.


Bagi kesehatan, puasa itu baik. Sayangnya, masih banyak diantara kita yang salah mengatur pola makan saat berbuka dan sahur.


Ahli gizi klinis, dr. Samuel Oetoro, SpGK, menyarankan agar tetap mengonsumsi makanan sehat selama berpuasa.
"Rumusnya adalah 4J: jumlah, jadwal, jenis dan jurus masak," jelasnya.


Dokter yang bekerja di MRCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, ini pun memberikan beberapa tip dan pola makan yang benar selama bulan puasa.



1. Jadwal


Tentu saja selama berpuasa terjadi perubahan jadwal makan. Dari biasanya tiga kali sehari, kini hanya dua kali sehari, yaitu saat sahur dan buka. Dokter Samuel mengajak kita agar pintar menyiasatinya.


"Pilih makanan saat sahur yang bisa bertahan lama di tubuh dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Jangan menyantap makanan yang memicu kadar gula darah cepat turun karena menyebabkan timbulnya rasa lapar lebih cepat," jelasnya.



2. Jumlah


Jumlah makanan yang kita santap saat sahur harus sama seperti saat kita makan di hari biasa. Saat melek untuk makan sahur, pilihlah makanan lengkap yang terdiri dari nasi, sumber protein dan lemak yang lengkap.



3. Jurus memasak


Nutrisi dari setiap makanan bisa diketahui dari cara masak. Selama puasa, kebanyakan orang asal memilih makanan asalkan kenyang. Padahal jika tahu triknya, makanan akan sangat membantu tubuh agar tidak mudah lapar, lemah, letih dan lesu.


"Jangan banyak makan makanan gorengan dan terlalu banyak protein karena bisa bikin cepat haus. Pilih karbohidrat kompleks, yaitu nasi merah, yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil," ungkapnya.



4. Jenis


Dokter Samuel juga menyarankan untuk memasukkan sumber gula 10 menit menjelang imsak. Tapi, jangan masukkan gula kompleks atau makanan serba manis. Makanlah buah atau sayur yang mengandung karbohidrat dan berserat.


"Buahnya langsung dikunyah atau diblender, bukan di jus. Karbohidrat dalam buah akan diserap tubuh secara perlahan dan turun pelan-pelan sehingga serat ini membantu menjaga gula darah tetap stabil dan tidak bikin cepat lapar. Sesudahnya, minum air putih minimal empat gelas agar tidak dehidrasi," jelasnya.




Hampir 14 jam berpuasa, akhirnya tiba saatnya berbuka. Karena kadar gula darah sudah sangat rendah, maka segeralah berbuka dengan yang manis. Eits, bukan kolak, sirup, teh atau es buah. Pilih manis yang sehat, yaitu jus buah.


"Kalau pas sahur buahnya dikunyah, pas buka buahnya di jus, karena tidak ada seratnya. Pilih buah yang banyak airnya, seperti semangka, melon atau jeruk. Jus cuma mengandung air dan sangat dibutuhkan karena selama berpuasa kadar air dalam tubuh rendah," jelasnya.


Lanjut dengan sholat magrib. Sesudah sholat, Anda boleh makan lengkap seperti saat sahur. Kemudian solat taraweh. Pulangnya, boleh makan makanan mengandung karbohidrat kompleks untuk mengisi otot dan menjadi cadangan karbohidrat untuk puasa esok hari.

Source : http://yahoo.co.id
»»  READMORE...